RSS
My Blog, My Zone, and My World..

Kebiasan Orang Indonesia Menurut Orang Jepang

     Prof. Nagano, staf pengajar Nihon University, memberikan kuliah intensive course dalam bidang Asian Agriculture di IDEC Hiroshima University. Beliau sering menjadi konsultan pertanian di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Ada beberapa hal menggelitik yang beliau utarakan sewaktu membahas Indonesia. Berikut ini uraiannya.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk berbagai macam panitia
      Setiap ada kegiatan, orang Indonesia selalu rapat terlebih dahulu, tentunya dengan konsumsi . Setelah rapat, dibentuklah kepanitiaan. Kemudian, diskusi berulang kali, saling kritik, dan setiap orang merasa idenya yang paling benar. Akhirnya, pelaksanaan tertunda. Padahal, tujuan program tersebut sebetulnya baik.


Budaya jam karet
      Saat bertanya dengan orang asing yang pernah ke Indonesia, pertanyaan yang dilontarkan adalah: " Kebudayaan apa yang menurut Anda terkenal dari Indonesia?". Dengan spontan mereka menjawab, "Jam Karet". Sudah sebegitu parahkah disiplin kita?


Kalau bisa dikerjakan besok, mengapa tidak?
      Jika orang lain berprinsip, kalau bisa dikerjakan sekarang, mengapa ditunda besok? Namun, prinsip orang Indonesia malah kalau dikerjakan besok, mengapa tidak? Prof. Nagano mengatakan, orang Indonesia mempunyai budaya menunda-nunda pekerjaan.


Umumnya, tidak mau turun ke lapangan
      Beliau mencontohkan kejadian ketika di ahendak memberikan pelatihan kepada para petani. Pendamping beliau dari direktoriat pertanian datang dengan safari lengkap. padahal beliau sudah datang dengan pakaian kerja serta sepatu bot.
      Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa turun ke sawah. Mengapa? Karena mereka datan gdengan safari, bahkan ada yang berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan memberikan instruksi, tetapi jarang yang mau langsung turun ke lapangan.
      Kita sudah terlalu sering dininabobokan oleh istilah Indonesia kaya, masyarakatnya gotong royong, ada Pancasila, agamanya kuat, dan lain-lain. Itu hanyalah istilah, kenyatannya kita bisa lihat sendiri.
      Ternyata, negara kita hancur-hancuran. Bahkan, susah untuk bangkit kembali. Ke mana sifat gotong royong yang membuat negara, seperti Korea, yang bisa bangkit kembali? Kita selalu senang dengan istilah tanpa aksi. Kita terlalu banyak disuksi, saling lontar ide atau kritik sehingga akhirnya waktu terbuang percuma tanpa berbuat apa-apa,. Kita ramai berbicara lebih dahulu, tetapi sayangnya tidak ada tindak lanjutnya.
      Kapan kita akan sadar dan intropeksi akan kekurangan-kekurangan  kita dan tidak selalu menjelek-jelekkan orang lain? Selama pertanyaan belum terjawab, kita akan terus seperti ini. Menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik minimal untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang di segala bidang.
      Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua, terutama agar bisa lebih banyak belajar dan mampu mengubah diri untuk menjadi yang lebih baik.


Sumber: Ahmad Darobin Lubis, dengan pengubahan
      
    


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

Blog-ku itu...